Suatu malam ahad yang biasa, sunyi sepi sendiri, seperti malam-malam yang lain. Sebuah warung bakmi di pojok Jalan Dipati Ukur Bandung… Great Food, Great Ambience. Namun sayang makan sendiri.. yah seperti event-event makan yang lain…
Di sebelahku beberapa mahasiswi (nampaknya) sedang asyik makan sambil bersenda gurau, dua orang di antara menyelipkan sebatang rokok di antara kedua bibirnya.. Well, not a good sight… but okay nevertheless. tapi satu hal yang benar-benar mengganggu, wanita yang paling dekat denganku memakai pakaian yang bupati (alias BUka PAha TInggi-tinggi). Bahkan saking tingginya, kaos yang dia pakai menutupi hampir sebagian besar celana pendek itu (tolong jangan dibayangkan… Oke-oke.. sudah terlanjur ya.. kalau gt jgn diteruskan!). Jadi gimana gitu,,, dilihat kok menggoda iman.. nggak dilihat kok eman-eman. Butuh will-power dan self discipline yang luar biasa untuk menarik kepala supaya pandang lurus ke depan dan tak tengok kiri kanan.
Eladalah… sampai di kos, nonton KPK di kamarnya Suriph Al Tuban. Ada acara seru, judulnya KPK. Isinya, reka ulang kasus korupsi.. waktu itu pas kasusnya Al-Amin Nasution. Namanya Al-Amin kok malah terlibat kasus korupsi.. eh lelakon…
Jadi sedikit bermimpi.. coba masyarakat muslim Indonesia kehidupannya Islami….
Pagi hari berangkat kampus naik motor, di kanan kiri jalan banyak mahasiswi, berjilbab rapi, rapat dan elegan. Menyandang kitab suci, pulang-pergi mengaji.. (tapi kitab sucinya karangan Purcell (kan g najis, jadinya suci) Dan mengaji Ilmu Kalkulus. Sungguh menyejukkan, nggak ada lagi yang BUPATI dan SEKWILDA.
Trus lewat di depan SD, ada anak kecil keluar dari mobil, cium tangan abi-ummi, dan nggak lupa salam sebelum pergi. Wah indahnya ya. Sampai di Simpang Dago, ngelihat kiri, jalan dah rapi, nggak ada pedagang yang mengotori jalan atau membuat kemacetan.. Yah kan manusia terbaik yang berguna buat sesama manusia, bukan yang menghalangi hajat hidup orang banyak. Di traffic light, semua kendaraan berhenti di belakang garis, nggak ada yang ngelanggar traffic light. Angkot-angkot melintas dengan cepat ketika lampu menyala hijau, cepat, tapi santun.
Nyampai di kampus, kuliah nyaman. Nggak ada pandangan pandangan yang “didelok marake tuman, g didelok eman-eman”. Semuanya berpakaian rapi dan menutupo aurat. ujian nggak ada yang nyontek. Trus tiap org peduli satu sama lain.. wah keren banget…
Sudah sore, saatnya kembali ke kos-kosan. Jalan pelan di sekitaran Dipati Ukur.. di sepanajang jalan banyak pasangan bergandengan tangan menikmati udara sore bandung yang segar. Yang putra rapi, santun dan ramah. Yang wanita anggun dan santun. Di sepanjang jalan banyak pasangan suami istri-muda jalan-jalan sore. Nggak ada lagi perasaan muak melihat pasangan pacaran berlagak layaknya suami istri. Sungguh indah…
Sampai di kos.., menunggu maghrib, tanpa ragu mengambil remote TV dan menyalakannya. Dah nggak ada lagi tayangan berbau porno dan mistis di tv. Semuanya indah, menggugah, dan penuh ilmu. Kutekan tombol remote, pembaca berita muncul di TV, “Pemirsa yang terhormat, kami baru saja mendapat kabar bahwa cadangan bahan makanan, emas, dan dana segar di perbendaharaan pusat negara yang berasal dari zakat jumlahnya meningkat. Jumlah total total semua cadangan komodity kini telah surplus hingga mencapai 23% cadangan yang dibutuhkan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah berencana mengirimkan surplus cadangan komoditi ke Palestina yang sedang menghadapi gejolak perang dan Jepang yang baru saja dihantam tsunami terbesar abad ini”
Allahu Akbar Allahu Akbar.., adzan berkumandang di televisi, semua acara berhenti. Melangkah pasti, kuambil air wudhu dan melangkah menuju masjid di belakang kos. Sepanjang jalan kulihat orang-orang menutup semua tokonya, semuanya tanpa kecuali. Bahkan orang-orang non muslim pun menutup tokonya untuk menghormati rekan-rekan mereka yang muslim.
Di masjid, orang berlomba datang lebih dulu, 8 saf terdepan telah dipenuhi orang. Dalam hatiku timbul penyesalan, mengapa aku tidak datang sebelum adzan. Dengan hati penuh sesal, kuambil posisi di shaf ke sembilan, shaf nomor dua dari belakang. Iqamah pun dikumandangkan, dalam sholatku aku menangis, bahagia, terima kasih Yaa Allah, atas hidayah yang Engkau berikan…
Diriku lalu tersadar, hanya imajinasi ternyata… namun hati kecilku yakin, ini bukan sekedar mimpi belaka. mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok. mengubah suatu negeri bukanlah pekerjaan mudah. Namun apa salahnya mengusahakan hal yang baik. AKu ingin, menjadi bagian dari mereka yang mengubah…
Allahu Akbar!!!