Monthly Archives: October 2008

Bayangkan Asyiknya Jika Negara Kita Masyarakatnya Islami

Suatu malam ahad yang biasa, sunyi sepi sendiri, seperti malam-malam yang lain. Sebuah warung bakmi di pojok Jalan Dipati Ukur Bandung… Great Food, Great Ambience. Namun sayang makan sendiri.. yah seperti event-event makan yang lain…

Di sebelahku beberapa mahasiswi (nampaknya) sedang asyik makan sambil bersenda gurau, dua orang di antara menyelipkan sebatang rokok di antara kedua bibirnya.. Well, not a good sight… but okay nevertheless. tapi satu hal yang benar-benar mengganggu, wanita yang paling dekat denganku memakai pakaian yang bupati (alias BUka PAha TInggi-tinggi). Bahkan saking tingginya, kaos yang dia pakai menutupi hampir sebagian besar celana pendek itu (tolong jangan dibayangkan… Oke-oke.. sudah terlanjur ya.. kalau gt jgn diteruskan!). Jadi gimana gitu,,, dilihat kok menggoda iman.. nggak dilihat kok eman-eman. Butuh will-power dan self discipline yang luar biasa untuk menarik kepala supaya pandang lurus ke depan dan tak tengok kiri kanan.

Eladalah… sampai di kos, nonton KPK di kamarnya Suriph Al Tuban. Ada acara seru, judulnya KPK. Isinya, reka ulang kasus korupsi.. waktu itu pas kasusnya Al-Amin Nasution. Namanya Al-Amin kok malah terlibat kasus korupsi.. eh lelakon…

Jadi sedikit bermimpi.. coba masyarakat muslim Indonesia kehidupannya Islami….

Pagi hari berangkat kampus naik motor, di kanan kiri jalan banyak mahasiswi, berjilbab rapi, rapat dan elegan. Menyandang kitab suci, pulang-pergi mengaji.. (tapi kitab sucinya karangan Purcell (kan g najis, jadinya suci) Dan mengaji Ilmu Kalkulus. Sungguh menyejukkan, nggak ada lagi yang BUPATI dan SEKWILDA.

Trus lewat di depan SD, ada anak kecil keluar dari mobil, cium tangan abi-ummi, dan nggak lupa salam sebelum pergi. Wah indahnya ya. Sampai di Simpang Dago, ngelihat kiri, jalan dah rapi, nggak ada pedagang yang mengotori jalan atau membuat kemacetan.. Yah kan manusia terbaik yang berguna buat sesama manusia, bukan yang menghalangi hajat hidup orang banyak. Di traffic light, semua kendaraan berhenti di belakang garis, nggak ada yang ngelanggar traffic light. Angkot-angkot melintas dengan cepat ketika lampu menyala hijau, cepat, tapi santun.

Nyampai di kampus, kuliah nyaman. Nggak ada pandangan pandangan yang “didelok marake tuman, g didelok eman-eman”. Semuanya berpakaian rapi dan menutupo aurat. ujian nggak ada yang nyontek. Trus tiap org peduli satu sama lain.. wah keren banget…

Sudah sore, saatnya kembali ke kos-kosan. Jalan pelan di sekitaran Dipati Ukur.. di sepanajang jalan banyak pasangan bergandengan tangan menikmati udara sore bandung yang segar. Yang putra rapi, santun dan ramah. Yang wanita anggun dan santun. Di sepanjang jalan banyak pasangan suami istri-muda jalan-jalan sore. Nggak ada lagi perasaan muak melihat pasangan pacaran berlagak layaknya suami istri. Sungguh indah…

Sampai di kos.., menunggu maghrib, tanpa ragu mengambil remote TV dan menyalakannya. Dah nggak ada lagi tayangan berbau porno dan mistis di tv. Semuanya indah, menggugah, dan penuh ilmu. Kutekan tombol remote, pembaca berita muncul di TV, “Pemirsa yang terhormat, kami baru saja mendapat kabar bahwa cadangan bahan makanan, emas, dan dana segar di perbendaharaan pusat negara yang berasal dari zakat  jumlahnya meningkat. Jumlah total total semua cadangan komodity kini telah surplus hingga mencapai 23% cadangan yang dibutuhkan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah berencana mengirimkan surplus cadangan komoditi ke Palestina yang sedang menghadapi gejolak perang dan Jepang yang baru saja dihantam tsunami terbesar abad ini”

Allahu Akbar Allahu Akbar.., adzan berkumandang di televisi, semua acara berhenti. Melangkah pasti, kuambil air wudhu dan melangkah menuju masjid di belakang kos. Sepanjang jalan kulihat orang-orang menutup semua tokonya, semuanya tanpa kecuali. Bahkan orang-orang non muslim pun menutup tokonya untuk menghormati rekan-rekan mereka yang muslim.

Di masjid, orang berlomba datang lebih dulu, 8 saf terdepan telah dipenuhi orang. Dalam hatiku timbul penyesalan, mengapa aku tidak datang sebelum adzan. Dengan hati penuh sesal, kuambil posisi di shaf ke sembilan, shaf nomor dua dari belakang. Iqamah pun dikumandangkan, dalam sholatku aku menangis, bahagia, terima kasih Yaa Allah, atas hidayah yang Engkau berikan…

Diriku lalu tersadar, hanya imajinasi ternyata… namun hati kecilku yakin, ini bukan sekedar mimpi belaka. mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok. mengubah suatu negeri bukanlah pekerjaan mudah. Namun apa salahnya mengusahakan hal yang baik. AKu ingin, menjadi bagian dari mereka yang mengubah…

Allahu Akbar!!!

Surga Itu Bernama Teladan

Aku masih ingat hari pertama kakiku melangkah masuk ke sana.. Di tengah hiruk-pikuk manusia yang ramai, berdesakan melihat posisi nilai mereka masing-masing di papan pengumuman.. Tidak ada yang istimewa dengan tempat itu.. biasa, layaknya sekolah negeri pada umumnya…

Beberapa hari kemudian, saatnya… daftar ulang.., naik turun tangga teladan ternyata lumayan melelahkan…

namun, begitu melihat kakak-kakak yang menyambutku dengan senyum hangat dan keramahan, lelah di hatiku hilang.. persaan hangat mulai hadir di dalam hatiku… namun sebatas itu.. dalam pandanganku sekolah ini masih sama layaknya lainnya

Hari yang begitu kunanti itu tiba: Hari pertama jadi anak SMA! 😀 hurray hurray

Berawal dari sini, segalanya berubah untuk diriku. Ketika masuk kelas untuk masa orientasi.., aku terkejut, heran, “kenapa coba, di hari pertama MOS, kita diajari untuk menjaga pergaulan dengan lawan jenis… heran…  Perasaan janggal mulai muncul dalam hatiku..

Hari kedua dan hari ketiga.., keadaannya menjadi makin janggal buatku (but i enjoyed it nevertheless 😛 )

selain diajari untuk menjaga pergaulan, kita juga banyak diajari banyak nilai-nilai lain…, namun terlepas dari semua itu… satu hal yang tidak akan pernah aku lupa.. sinar di mata kakak-kakak, (Terima kasih banyak buat Mas Pandu dan Mbak Wahyuni sebagai pembimbing awal, sungguh hanya Allah yang kan mampu membalas apa yang telah kakak-kakak berikan padaku) Di mata mereka aku melihat cahaya, cahaya itu mengandung cinta, namun ia bukan cinta. Ia menyinar kelembutan, namun cahaya itu bukan kelembutan itu sendiri..

Untuk beberapa lama, aku masih fascinated dengan cahaya itu, namun masih terlalu hijau untuk memahami..

Hingga akhirnya aku mengalami satu pekan masa pembelajaran paling indah, so far.. GVT!!!  B-)

Begitu banyak yang kupelajari di sini, nggak bisa kuceritakan semua..

Namun satu hal, selepas sepekan GVT, aku menyadari cahaya apa yang memancar dari mata kakak-kakakku.. it’s called purpose..

Terlalu picik mengatakan bahwa mereka orang-orang fanatik yang berpikir sempit. Menurutku mereka nggak lebih daripada orang-orang yang ingin menjalankan perintah Allah sepenuhnya, dalam setiap bidang kehidupan. Pada detik itu, aku mengagumi mereka.. Mereka punya tujuan untuk hidup mereka, mereka punya pusat perputaran orbit mereka.

Dan bersama dengan Islam yang mereka letakkan di dalam hati-hati mereka, memancar cinta dari tutur lisan halus nan ramah mereka, dalam naungan Allah terasa sayang dalam interaksiku dengan mereka..

Dan pada saat itu, kukatakan pada diriku: KEHIDUPAN SEPERTI INILAH YANG AKU INGINKAN!!!

Maka hari transformasiku berawal, dengan indah pula, melalui SAA…

Di sini, duniaku meluas 10 kali lipat, bersama dalam cinta kami belajar tentang Allah, Rasulullah dan apa itu Islam. Kami belajar bagaimana caranya mengabdi sepenuhnya pada Allah, dalam suka maupun duka, dalam cinta maupun dalam ketiadanyamanan.. Berawal dari sini, kuperbarui syahadatku..

Asyhadu’anla ilahillallah..

    Tiga tahun masaku di sana, ku mengecap manisnya iman, indahnya ukhuwwah, belajar dalam kebersamaan, untuk berubah dan menjadi lebih baik, untuk beramal dan menjdai lebih dekat, untuk teguh dan menjadi lebih terjaga

    Di tempat itu, aku punya teman-teman yang siap mengingatkanku alih-alih membiarkanku dalam ingkar. Kami begitu mencintai satu sama lain, kami tidak rela saudara kami berada dalam keingkaran. Di tempat ini aku punya kakak-kakak yang siap membimbing kami layaknya kakak kandung sendiri, begitu hangat, begitu ramah, begitu penuh cinta. Di sini pula aku mencoba belajar menjadi kakak, belajar menyayangi, belajar membimbing, belajar mengarahkan.

    Bagiku, tempat itu terasa surga, di mana kita bisa merasa begitu dekat dengan Allah ketika berada di bawah atapnya. Tertata tuk selalu mengingatNya dalam kebersamaan di jalnNya, bersaudara dengan orang-orang yang rela menggadaikan hidup mereka untuk ditukar dengan surgaNya. Belajar dari orang-orang yang tak merasa memiliki hidup mereka, lebih dari itu, mereka merasa dimiliki oleh Allah dalam hidup mereka.

    Di mana lagi aku bisa berusaha lebih terjaga dalam hidupku selain di sana?

    Di mana lagi aku bisa menemukan orang-orang yang menghormati Allah? Bahkan kartu kuning pun melayang keluar dari saku wasit ketika seorang pemain mengenakan pakaian yang mempertontonkan lututnya di hadapan khalayak..

    Di mana lagi aku bisa menemukan orang-orang yang begitu teguh menjalankan apa yang mereka yakini sebagai kebenaran? Bahkan pertandingan sepak bola pun dihentikan agar kami bisa mendengar adzan…

    Sungguh Ya Allah, tiga tahun masaku di SMA itu, kusyukuri sepenuhnya untuk 30, 300, 3000, bahkan 300000 tahun lagi, mungkin lebih, ketika diriku bersimpuh di hadapanMu..

    Sungguh telah kurasakan tempat terindah di bumi, lebih manis daripada madu manapun, lebih sejuk daripada embun di manapun, lebih hangat daripada mentari yang menerpa kulit.. jika ada surga di dunia, di sanalah tempatnya, darut tarbiyah, darul ‘ulum, Teladan Darussalam…..

    Ya Allah, Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu, berhimpun dalam naungan cintaMu. bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan.

    Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya, terangilah dengan cahayaMu yang tiada pernah padam.

    Ya Rabbi bimbinglah kami, lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakal padaMu. Hidupkan dengan ma’rifatMu, matikan dalam syahid di jalan Mu. Engkaulah pelindung dan pembela

    ALLAHU AKBAR!!